Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure ”Turning Red"
Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure ”Turning Red “
Dean Ramadhan Putera
(202146570016)
Chatralia adysvera harivian (202246579018)
Program Studi Desain
Komunikasi Visual,
Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Indraprasta PGRI
Jl. Nangka 58 C Tanjung Barat,
Jakarta Selatan, 12530, Indonesi
Abstrak
Film "Turning Red"
diproduksi oleh Pixar Animation Studios dan disutradarai oleh Domee Shi. Film
ini bercerita tentang seorang remaja bernama Mei Lee yang memiliki kemampuan
unik untuk berubah menjadi panda merah raksasa ketika emosinya memuncak. Dalam
film ini, Mei Lee harus belajar menerima dirinya sendiri, serta bagaimana
menghargai warisan budaya dan tradisi keluarganya. Dalam film ini,
tema-tema seperti identitas budaya, keluarga, dan menerima diri sendiri sangat
terasa. Karakter Mei Lee digambarkan sebagai seorang remaja yang merasa
kesulitan menyesuaikan diri dengan budaya dan tekanan keluarganya. Ibu Mei Lee,
Ming, merupakan tokoh yang sangat protektif terhadap putrinya dan selalu ingin
menjaga tradisi keluarga. Namun, di sisi lain, Mei Lee ingin mengekspresikan
dirinya lebih bebas. Pada
saat kemampuan unik Mei Lee terungkap, karakter ini mulai belajar memahami cara
untuk menghargai budayanya dan merangkul jati dirinya yang unik. Proses ini
juga melibatkan pemahaman akan pentingnya hubungan antara orang tua dan anak,
serta pentingnya memahami budaya dan warisan keluarga. Dari segi visual, film
ini menampilkan animasi yang indah dan detail. Penggambaran karakter Mei Lee
dalam bentuk panda merah raksasa sangat menggemaskan dan menyenangkan. Musik
dan skor yang disusun oleh Toby Chu juga berhasil memberikan suasana yang
menyenangkan dan menggugah emosi. Dalam keseluruhan film, Pixar berhasil
menyampaikan pesan moral yang kuat tentang menerima diri sendiri dan memahami
warisan budaya, serta mengingatkan kita tentang pentingnya keluarga dan
hubungan antara orang tua dan anak. Selain itu, film ini juga memberikan
penggambaran budaya Tionghoa yang kaya dan beragam, termasuk tradisi Imlek,
makanan, dan kostum tradisional. Secara keseluruhan, "Turning Red"
adalah film animasi yang menghibur, menyentuh, dan memberikan pesan moral yang
kuat. Film ini cocok untuk ditonton oleh keluarga dan orang-orang dari berbagai
usia.
Jurnal ini bertujuan untuk
menganalisis tema-tema budaya dan identitas dalam film "Turning Red"
dengan menggunakan teori semiotika Ferdinand De Saussure. Dalam analisis ini,
penulis mempertimbangkan elemen visual, bahasa, dan simbol yang digunakan dalam
film untuk menyampaikan pesan moral.
Analisis semiotika menunjukkan
bahwa film ini menggunakan simbol dan metafora untuk menggambarkan konflik yang
dihadapi oleh Mei Lee dalam mengekspresikan dirinya dan memahami warisan
budayanya. Simbol-simbol yang digunakan, seperti panda merah dan kostum
tradisional Tionghoa, memiliki makna yang dalam dalam budaya Tionghoa dan
digunakan untuk menggambarkan jati diri Mei Lee.
Hasil analisis menunjukkan bahwa
film ini berhasil menyampaikan pesan moral yang kuat tentang menerima diri
sendiri dan memahami warisan budaya. Film ini juga memberikan penggambaran
budaya Tionghoa yang kaya dan beragam, termasuk tradisi Imlek, makanan, dan
kostum tradisional.
Dalam kesimpulannya, jurnal ini
menunjukkan bahwa "Turning Red" adalah film animasi yang berhasil
menggabungkan elemen budaya dan moral yang kuat melalui simbolisme dan
metafora. Analisis semiotika Ferdinand De Saussure membantu untuk memahami
makna dan pesan moral yang disampaikan dalam film. Film ini juga memberikan
kontribusi penting dalam memperkenalkan budaya Tionghoa kepada audiens global
dan menunjukkan pentingnya menerima dan menghargai identitas budaya kita
sendiri.
KATA KUNCI : Film, Turning Red, Semiotika, Ferdinand De Saussure
Komentar
Posting Komentar